Jumat, 16 Maret 2012

silabus spi


SILABUS MATA KULIAH

Perguruan Tinggi                : STAIN Pekalongan
Jurusan/Program Studi      : Syari’ah/al-Akhwal asy-Syakhsiyyah
Mata Kuliah                          : Sejarah Peradaban Islam
Semester                               :  Genap
Bobot                                      :  2  SKS
Dosen Pengampu               : Kuat Ismanto, SHI., M.AG.


I.      DESKRIPSI  MATA KULIAH
Matakuliah Sejarah Peradaban Islam, merupakan mata kuliah yang diberikan pada semester II (dua) untuk program studi al-Akhwal asy-Syakhsiyyah di lingkungan STAIN Pekalongan dengan bobot  2 SKS.
Sesuai dengan Visi dan Misi STAIN Pekalongan dan jurusan, maka secara ideal mata kuliah ini diharapkan dapat mewujudkan pemahaman agama secara terpadu di STAIN Pekalongan. Di sisi lain, mata kuliah ini memberikan kemampuan dasar bagi mahasiswa untuk memahami  kekayaan peradaban Islam secara mendasar.  Maka, mata kuliah ini terkait dengan perkembangan pemikiran dan peradaban Islam sejak zaman pra-Islam sampai dengan perkembangan peradaban Islam di Indonesia.
Pembahasan mata kuliah ini menampilkan aspek-aspek pemikiran Islam yang sangat plural seperti dalam bidang teologi, ketatanegaraan, hukum, filsafat, tasawuf, ekonomi, sosial, dan lain-lain yang muncul dan berkembang semenjak masa klasik hingga kontemporer. Materi secara garis besar meliputi: 1) Masyarakat Timur Tengah sebelum Kelahiran Islam; 2) Imperium Muslim Arab; 3) Islam di Kalangan Elite Kerajaan; 4) Perkembangan pemikiran teologi; 4) Kultur Islam menuju Masyarakat Islam Iran dan Iraq; 5) Dunia Islam dan Kebangkitan Eropa; 6) Islam di Asia Tenggara; 7) Islam di Afrika; 8) Perkembangan Islam di Indonesia; 9) Pergerakan Islam di Nusantara.

II.   KOMPETENSI DASAR
Setelah perkuliahan selesai, maka diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan:
1.      Memahami dan menjelaskan secara kritis sejarah peradaban Islam.
2.      Memahami dan menjelaskan secara kritis aspek peradaban Islam yang meliputi bidang sosial, ekonomi, politik, tasawuf, ketatanegaraan, politik, dll.
3.      Memahami faktor pendukung dan penghambat kemajuan dan kemunduran peradaban Islam.
4.     Memahami dan menjelaskan kemajuan dan kemunduran peradaban Islam.

III.   STRATEGI PEMBELAJARAN
Kegiatan perkuliahan, lebih banyak didasarkan pada collaborative learning, meskipun demikian individual learning tetap akan digunakan sesuai dengan tujuan dan materi yang dipelajari. Untuk itu, “alternatif strategi” perkuliahan yang digunakan di antaranya sebagai berikut:
§   Interactive Lecturing
§   Active Debate
§   Student-Created Case Studies
§   Small Group Discusion
§   Studi Kritis
                 Strategi pembelajaran ini, dapat berubah sesuai dengan perkembangan materi dan metode serta kesepakatan dengan mahasiswa.

IV.  MATERI PERKULIAHAN
1.    Pengantar
1]    Konsep MAP
2]    Learning Objective [LO]
3]    Pokok Bahasan dan Referensi
4]    Sistem Penilaian
5]    Strategi Pembelajaran
6]   Pengantar  Ilmu Sejarah dan Sejarah Peradaban Islam


2.  TIMUR TENGAH SEBELUM DAN SESUDAH KELAHIRAN ISLAM 1
1] Arabia sebelum Islam
2] Kehidupan Nabi Muhammad
Referensi: Ira M. Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hal 3-29.

3. PERADABAN ISLAM MASA BANI UMAYYAH 2
1]   Penaklukan Bangsa Arab dan Dasar Sosio Ekonomi
2]   Khilafah
3]   Islam di Kalangan Elite Kerajaan
Referensi: Ira M. Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hal 55-141.

4. PERADABAN ISLAM MASA BANI ABASSIYAH 3
1]  Teologi di Kalangan Agamawan
2]  Pemikiran Agama dan Negara
3]  Imperium Abassiyah
Referensi: Ira M. Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hal 148-193



5. PERADABAN ISLAM DI IRAK, IRAN, DAN TIMUR TENGAH 4
1] Sistem Negara Timur Tengah
2] Warisan Pemikiran Hukum Islam
3] Sufisme
Referensi: Ira M. Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hal 210-350

6.  PERADABAN ISLAM MASA PERTENGAHAN  [1250 – 1800 ]
1] Faktor-Faktor Kemajuan
2] Faktor-Faktor Kemunduran
3] Faktor-Faktor Kehancuran
Referensi:  [1] Aunur Rahim Faqih dan Munthoha, 1997, Pemikiran dan Peradaban Islam, UII Press, Yogyakarta, hal, 35-63]. [2] Harun Nasution, 1988, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, UI Press, Jakarta, 79-88]


7.   UJIAN TENGAH SEMESTER [UTS]

8.   KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN PERADABAN ISLAM
Referensi: [1] Badri Yatim, 1999, Sejarah Peradaban Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal, 111-128. [2]  Aunur Rahim Faqih dan Munthoha, 1997, Pemikiran dan Peradaban Islam, UII Press, Yogyakarta, hal, 64-71]

9.      ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI EROPA.
1]      Masuknya dan perkembangan Islam di Spanyol
2]      Kemajuan perdaban Islam
3]      Dunia Islam dan Kebangkitan Eropa
4]      Pengaruh perababan Islam Spayol terhadap renaisans di Eropa

Referensi: [1] Badri Yatim, 1999, Sejarah Peradaban Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal,87-109.  [2]   Aunur Rahim Faqih dan Munthoha, 1997, Pemikiran dan Peradaban Islam, UII Press, Yogyakarta, hal, 71-81. Ira M.Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hal. 562-629.

10.   ISLAM DI ASIA TENGAH DAN SELATAN
Ira M.Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hal 637-743.

11.   ISLAM DI AFRIKA
Ira M. Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hal 750-819.

12.  PERADABAN ISLAM MASA MODERN
1] Penetrasi Kolonial Barat
2] Pembebasan dari Kolonial Barat
Referensi: Aunur Rahim Faqih dan Munthoha, 1997, Pemikiran dan Peradaban Islam, UII Press, Yogyakarta, hal, 83-99]

13. PERADABAN ISLAM DI NUSANTARA
Referensi :  [1] Aunur Rahim Faqih dan Munthoha, 1997, Pemikiran dan Peradaban Islam, UII Press, Yogyakarta, hal, 101-115].  [2] Syafruddin Azhar, Gerakan Modernisme Islam di Indonesia, http: //mail2. factsoft. de/ pipermail/ national/ 2002, September/008231.html, akses, 2/9/2003.

14.   MASA DEPAN DAN KEBANGKITAN PERADABAN ISLAM
Referensi: [1] Fahmi Huwaidi, Kebangkitan Islam dan Persamaan Hak Antar Warga Negara, http://media. isnet.org/islam/ Bangkit/ Huwaidi1.html, akses, 2/9/2003. [2] Faisal Ismail, 1998, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis dan Refleksi Historis, Titian Ilahi Press, Yogyakarta, hal, 261-272]. [3] Hasan at-Turabi, Kebangkitan Islam (FAKTA dan analisa, http://www. geocities. com/ kebenaran_ islam/ kebangkitan. html,  akses, 2/9/2003.

 

15.   UJIAN AKHIR SEMESTER  [UAS]


V. REFERENSI
Aunur Rahim Faqih dan Munthoha, 1997, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: UII Press.
Ahmad Salabi, tt, Sejarah Kebudayaan Islam, Bulan Bintang, Jakarta.
Abdurrahman Mas’ud. 2006. Dari Haramain ke Nusantara: Jejak Intelektual Pesantren. Jakarta: Kencana.
Faisal Ismail, 1998, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis dan Refleksi Historis, Titian Ilahi Press, Yogyakarta.
Badri Yatim, 1999, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Fahmi Huwaidi, Kebangkitan Islam dan Persamaan Hak antar Warga Negara, http://media. isnet.org/islam/ bangkit/ huwaidi1.html, akses, 2/9/2003.
Fazlur Rahman, 1985, Islam dan Modernitas, Tentang Transformasi Intelektual, terj., Ahsin Mohammad, Pustaka, Bandung.
Fazlur Rahman,1997, Islam, terj., Ahsin Mohammad, Pustaka, Bandung.
Harun Nasution,1988, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, UI Press, Jakarta.
Harun Nasution, 1989, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Rajawali, Jakarta.
Hasjim, 1993, Sejarah Kebudayaan Islam, Cetakan ke-4, Bullion Bintang, Jakarta.
Ira M.Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Musa Asy’arie, 1999, Filsafat Islam Tentang Kebudayaan, LESFI, Yogyakarta

Syafruddin Azhar, Gerakan Modernisme Islam di Indonesia, http: //mail2. factsoft. de/ pipermail/ national/ 2002, september/008231.html,akses, 2/9/2003



VI. SISTEM PENILAIAN
NO
KOMPONEN
BOBOT

1

PRESENSI KEHADIRAN

10%
2

TUGAS

10%
3

PRESENTASI/PARTISIPASI

DI KELAS

20%
4

UJIAN TENGAH SEMESTER

25%
5

UJIAN AKHIR SEMESTER 

35%

TOTAL

100%



makalah spi


    MAKALAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampu : Kuat Ismanto, M.S.I












 













Nama Kelompok :
1.     Abdul Rozak (2011 111 061)
2.     Nurwijayanti (2011 111 064)
3.     Nastutik Ulumiyah (2011 111 067)


KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim kelompok 3 yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
            Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas. Makalah ini dianjurkan untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman sejarah peradaban islam di masa lampau.
            Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................ 5
  1. BERDIRINYA BANI ABBASIYAH......................................................... 5
  2. PENGOKOHAN PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH……………. ....6
  3. PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DAN POLITIK......................... 8
  4. KEJAYAAN BANI ABBASIYAH............................................................. 11
  5. FAKTOR KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN BANI ABBASIYAH..14
BAB III. PENUTUP................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN

Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa, untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
            Dengan segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari masa daulah Abbasiyah pada waktu itu
      Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat dengan metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah yang kami buat. 

BAB II
PEMBAHASAN
PERADABAN ISLAM MASA BANI ABASSIYAH

  1. BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH
            Nama dinasti abbasiyah diambil dari nama salah seorang dari paman Nabi Muhammad saw yang bernama ibn abd al-muttalib ibn hasyim.orang abbasiyah merasa lebih berhak dari pada bani umayah atas kekhalifahan islam, sebab mereka adalah dari cabang bani Hasyim yang secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi menrut mereka. Orang umayah secara paksa menguasai khalifah melalui tragedi perang siffin.oleh karena itu, untuk mendirikan dinasti abbasiyah mereka mengadakan gerakan yang luar biasa melakukan pemberontakan terhadap dinasti umayah.
            Pada tahun 132 H pemerintahan bani umayah jatuh, kemudian keturunan Al-abbas pun naik untuk menduduki kursi khalifah. Dalam kejadian tersebut ada revolusi besar. Revolusi tersebut bukan dari bangsa Persia untuk melawan bangsa arab,tetapi revolusi untuk melawan bani Umayah. Tujuanya untuk mengubah pemerintahan bani umayah menjadi abbasiyah. Revolusi tersebut adalah revolusi bangsa Persia, karena Abu salim yang mengomandani revolusi tersebut adalah orang Persia,dari kabilah khaddasy. Namun ada sesustu yang lebih penting dari hal itu, yakni Ibrohim bin Muhammad bin Ali orang yang menyebarkan propaganda abbasiyah.
            Proaganda tersebut pertama kali muncul yaitu pada tahun 103 H, pada tahun tersebut Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Abbas mengirim dua belas utusan kekhurasan untuk melakukan propaganda. Akan tetapi konspirasi bani abbas bersama khurasan tidak terjadi karena khurasan bukan arab atau karena khurasan memiliki hokum yang berbeda dengan bangsa arab.
            Propaganda Abbasiyah bias dikatakan sebagai propaganda untuk menjatuhkan Negara, bukan propaganda suku. Propaganda yang memakai baju agama untuk menjatuhkan bani umayah yang dituduh sebagai orang-orang yang kafir, propaganda untuk mengembalikan urusan kepada asalnya. Propaganda untuk ridha  kepada ahlul bait, orang-orang yang berhak memiliki khalifah. Mereka menyeru bahwa bani umayyah tidak bias merealisasikan  syiar,syiar agama untuk berdiri.
Sebelum  daulah  Bani  Abbasiyah  berdiri,  terdapat  3  tempat  yang  menjadi pusat kegiatan  kelompok Bani Abbas, antara satu dengan yang lain mempunyai kedudukan tersendiri  dalam memainkan peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman nabi SAW yaitu Abbas Abdul Mutholib (dari namanya Dinasti itu disandarkan). Tiga tempat itu adalah Humaimah, Kufah dan Khurasan.
            Humaimah merupakan kota kecil tempat keluarga Bani Hasyim bermukim, baik dari kalanga pendukung Ali maupun     pendukung      keluarga Abbas. Humaimah terletak berdekatan dengan Damsyik. Kufah merupakan kota yang penduduknya menganut aliran Syi‘ah  pendukung  Ali  bin  Abi  Tholib.  Ia  bermusuhan  secara terang-terangan  dengan golongan  Bani  Umayyah.  Demikian  pula  dengan  Khurasan, kota  yang  penduduknya mendukung Bani Hasyim. Ia mempunyai warga  yang bertemperamen pemberani, kuat fisiknya,  tegap tinggi, teguh pendirian tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah bingung  dengan  kepercayaan  yang  menyimpang. Disinilah  diharapkan  dakwah  kaum Abbassiyah mendapatkan dukungan.

  1. PENGOKOHAN PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH
            Fase pertama untuk mengokohkan pemerintahan bani abbasiyah  yang terjadi dijaman abul abbas As-saffah dengan menyingkirkan abu salamah. Abu salamah itu sendiri adalah pemimpin propaganda. Bakir bin Haman berpesan kepada Muhammad bin Ali untuk menjadikannya sebagai pemimpin.
            Ketika Bani Abbasiyah datang ke khufah setelah ia diambil dari Bani Umayyah, Abu Salamah tidak melaksanakan perintah dan memberikan kepada mereka khilafah, Abu Salamah ingin memberikan khilafah kepada kelurga Ali, namun Abu Jahm dan Abu Muslim bias mengatasi keinginan tersebut dan mengumumkan kedatangan Bani Abbsiyah. Selsailah pengangkatan Bani Abbasiyah meskipun penolakan Abu Salamah. Setelah itu Abu Salamah menghubungi keluarga Ali dan meminta mereka untuk mengambil kembali khilafah, tetapi mereka menolaknya. Abul Abbas mengirim surat kepada Abu Muslim yang berisi agar ia membunuh Abu Salamah, Abu Muslim pun mendapat kesempatan untuk dapat balas dendam kepada Sulaiman bin katsir Al-yamani, oaring yang pertama kali melawannya ketika datang ke khurusan.
            Abu Muslim pun bersiap-siap untuk bertindak untuk melakukan tugasnya tetapi dengan syarat dia bebas syarat bertindak kepada Sulaiman. Terjadilah kesepakatan tersembunyi. Abu Muslim pun mengirimkan para pengikutnya ke Kufah. Ketika konspirasi mulai direncanakan, Abu Abbas As-sofah. Mengumumkan bahwa dia ridho kepada Abu Salamah diserang dan dibunuh. Orang-orang pun bersedih, tersebar bahwa khawarit telah membunuhnya.
            Fase kedua. Untuk mengokohkan kekuasaan. Bani Abbasiyyah pun melenyapkan gerakan-gerakan politik Persia yang menyimpang dari islam.gerakan pertama yang muncul adalah Ruwandiyah, Ruwandiyah adalah sekte yang berkeyakinan bahwa Abu Ja’far Al-Manshur adalah Tuhan yang memberi rizki, makanan, dan minuman kepada mereka, mereka terang-terangan menampakkan keyakinan tersebut. Abu Ja’far Al-Manshur dikatakan Tuhan yang memberi rizki karena pada suatu hari Abu Muslim diundang sendirian oleh khalifah, khalifah menghinanya, Abu Muslim pun meminta maaf, namun khalifah berkata kepadanya “Allah akan membunuhkan jika aku tidak membunuhmu”. Ketika itu Abu Ja’far telah menyediakan harta yang banyak, ketika dia selesai membunuh Abu Muslim para bendarawan pun keluar dengan membawa harta dan membagikannya kepada orang-orang khurasan.
            Salah satu upaya untuk melenyapkan gerakan yang menyimpang dari islam adalah melenyapkan revolusi sunbadz. Sunbadz marah dengan pembunuhan Abu Muslim Al-khurasani dan bertekat untuk balas dendam. Diapun mengmpulkan orang-orang kharramniah atau orang-orang Khandasy, masdaq dan lain-lain. Dengan terang-terangan memusuhi islam dan bermaksud pergi ke mekah untuk menghancurkan ka’bah, abu Ja’far memutus jahwar bin Marar Al-azali kepadanya. Diapun menemuinya dan membunuh tentaranya yang banyak.

  1. PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DAN POLITIK.
Masa pemerintahan dua khalifah yang pertama Abu al-Abbas al-Asaffah dan saudaranya Abu Ja,far al-Mansur, merupakan masa pembentukan dan konsolidasi orientasi pemerintahan, di antara kedua khalifah ini yang paling gigih dalam membina pemerintahan adalah Abu Ja,far al-Mansur, untuk mendapatkan posisi dinasti Ia menghadapi lawan-lawannya dengan keras seperti bani Umayyah, Khawarij, dan syiah,ia menyingkirkan tokoh-tokoh yang menjadi lawan politiknya[1].
Untuk mengokohkan posisi dinastinya al-Mansur mula menyusun strategi yang berbeda dengan dinasti Bani Umayyah yang bercorak ke araban, ia mengambil hubungan dengan Persia dan melengkapi struktur pemeritahan, pertma memindahkn ibukota dari Damaskus ke Bagdad dekat ibukota Persia kedua tentara pengawal tidak lagi dari orang arab melainkan dari Persia, ketiga dala administrasi pemerintahan Persia al-Mansur mengangkat wazir atau mentri yang membawahai kepala departemen-departement[2]. Dan penarikan kembali daerah-daerah yang sebelumnya melepaskan diri pemerintah pusat serta membentengai daerahdaerah perbatasan.
Dalam menjalankan pemerintahan, Khalifah Bani Abbasiyah pada waktu itu dibantu oleh  seorang  wazir  (perdana  mentri)  atau  yang  jabatanya  disebut  dengan wizaraat Sedangkan wizaraaitu dibagi lagi    menjadi 2 yaitu: 1) Wizaraat Tanfiz (sistem pemerintahan presidentil ) yaitu wazir hanya sebagai pembantu Khalifah dan bekerja atas nama Khalifah. 2) Wizaaratut Tafwidl (parlemen kabimet). Wazirnya berkuasa penuh untuk memimpin pemerintahan . Sedangkan Khalifah sebagai lambang saja . Pada kasus lainnya fungsi  Khalifah  sebagai pengukuh  Dinasti-Dinasti  lokal  sebagai  gubernurnya  Khalifah[3]
Selain itu, untuk membantu Khalifah dalam menjalankan tata usaha negara diadakan sebuah  dewan yang bernama diwanul kitaaba(sekretariat negara) yang dipimpin oleh seorang raisul  kuttab (sekretaris negara). Dan dalam menjalankan pemerintahan negara, wazir dibantu beberapa raisul diwan (menteri departemen-departemen). Tata usaha negara bersifat sentralistik yang dinamakan an-nidhamul idary al-markazy.
Dalam zaman daulah Abbassiyah juga didirikan angkatan perang, amirul umara, baitul maal,    organisasi            kehakiman,      Selama Dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan  yang  diterapkan  berbeda-beda  sesuai  dengan  perubahan  politik,  sosial, ekonomi dan budaya, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda- beda  sesuai dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan budaya. Sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Bani Abbasiyah I antara lain :
a.       Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, Gubernur dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan mawali.
b.      Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi sosial dan kebudayaan.
c.       Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia .
d.      Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
e.       Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam pemerintah.[4]
Berdasarkan perubahan tersebut, para sejarawan membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi 3 periode, yaitu :
1.  Periode Pertama (750-847 M)
Pada periode ini, seluruh kerajaan Islam berada di dibawah kekuasaan para Khalifah kecuali di Andalusia. Adapun para Khalifah yang memimpin pada ini sebagai berikut :
a. Abul Abbas as-saffah (750-754 M)
b. Abu Ja’far  al mansyur (754 – 775 M)
c.  Abu Abdullah M. Al-Mahdi bin Al Mansyur (775-785 M)
d. Abu Musa Al-Hadi (785—786 M)
e.  Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid (786-809 M)
f.  Abu Musa Muh. Al Amin (809-813 M)
g. Abu Ja’far Abdullah Al Ma’mun (813-833 M)
h. Abu Ishak M. Al Muta’shim (833-842 M)
i.    Abu Ja’far Harun Al Watsiq (842-847 M)
j.    Abul Fadhl Ja’far Al Mutawakkil (847-861).[5]
2.  Periode kedua (232 H/847 M - 590 H/1194 M)
Pada periode ini, kekuasaan bergeser dari system sentralistik pada sistem desentralisasi, yaitu ke dalam tiga negara otonom :
a. Kaum Turki (232-590 H)
b. Golongan Kaum Bani Buwaih (334-447 H)
c.  Golongan Bani Saljuq (447-590 H)
Dinasti-Dinasti di atas pada akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa Khalifah Abbassiyah.
3.  Periode ketiga (590 H/1194 M - 656 H/1258 M)
Pada  periode  ini,  kekuasaan  berada  kembali  ditangan  Khalifah,  tetapi  hanya  di baghdad dan kawasan-kawasan sekitarnya.
 Sedangkan para ahli kebudayaan Islam membagi masa kebudayaan Islam di zaman daulah Abbasiyah kepada 4 masa, yaitu :
1. Masa Abbasy I, yaitu semenjak lahirnya Daulah Bani Abbasiyah tahun 750 M, sampai meninggalnya Khalifah al-Wasiq (847 M).
2. Masa Abbasy II, yaitu mulai Khalifah al-Mutawakkal (847 M), sampai berdirinya daulah Buwaihiyah di Baghdad (946 M).
3. Masa Abbasy III, yaitu dari berdirinya daulah Buwaihiyah tahun (946 M) sampai masuk kaum Seljuk ke Baghdad (1055 M).
4. Masa Abbasy IV, yaitu masuknya orang-orang Seljuk ke Baghdad (1055 M), sampai jatuhnya Baghdad ke tangan Tartar di bawah pimpinan Hulako (1268 M).

  1. KEJAYAAN BANI ABBASIYAH.
1.      Gerakan penerjemahan
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti Persia adalah terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa,arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
-    Baitul hikmah
Baitul hikmah merupakan perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu pengetahuan.
-    Pada masa harun ar-rasyid
Institusi ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.
-    Pada masa al-ma’mun
Lembaga ini dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebihmaju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dariEthiopia danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia dan ahli pahlewi, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.
2.      Dalam bidang filasafat
Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk menjelaskan pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan menggunakan contoh, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.
3.      Dalam bidang hukum Islam
Karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.
4.      Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
5.      Dalam bidang Peradaban
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam.[6]




  1. FAKTOR KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN BANI ABBASIYAH
            Disamping kelemahan Khalifah, banyak faktor lain yang menyebabkan khilafah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Faktor Internal.
a.       Persaingan antar Bangsa
Kecenderungan masing-masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal Khalifah Abbasiyah berdiri. Akan tetapi, karena para Khalifah adalah orang-orang kuat yang mampu menjaga keseimbangan kekuatan, stabilitas politik dapat terjaga. Setelah al-Mutawakkil, seorang Khalifah yang lemah, naik tahta, dominasi tentara Turki tidak terbendung lagi. Sejak itu kekuasaan Daulah Abbasiyyah sebenarnya sudah berakhir.
b.      Kemerosotan Ekonomi
            Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara morat-marit.
Sebaliknya, kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik Dinasti
Abbasiyah. Kedua faktor ini saling berkaitan dan tak terpisahkan
c.       Konflik Keagamaan
Konflik yang melatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara Muslim dan
Zindik atau Ahlussunnah dengan Syi’ah saja, tetapi juga antara aliran dalam Islam.
d.      Perkembangan Peradaban dan Kebudayaan
Kemajuan besar yang dicapai Dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, yang kemudian ditiru oleh para haratawan dan anak-anak pejabat sehingga menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin.
2.      Faktor Eksternal
a. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban.
b. Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik meskipun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator departemen, dia juga menbentuk protokol Negara, sekertaris, dan kepolisian Negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Jawatan pos yang sudah ada ditingkatkan peranannya dari mengatar surat sampai menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.

DAFTAR ISI

1.      Nurhakim. Moh, Sejarah Peradaban Isla, UMM Press, Malang,2004.
2.      Ira M. Lapidus,Sejarah Sosial Ummad Islam, terj.Ilyas Hasan, Bandung: Mizan,1980.